Rabu, 09 September 2015

DUA SOSOK PRESIDEN NEGARA BERKULIT HITAM YANG MEMIMPIN RAKYAT BERKULIT NON-HITAM



Rasisme adalah hal yang lumrah bagi umat manusia, karena manusia mempunyai sifat iri dan dengki terhadap satu sama lain, namun rasisme yang melampaui batas akan dapat memperburuk keadaan seperti yang terjadi pada Afrika Selatan pada era apartheid dan Amerika serikat di era perbudkan dimana masyarakat kulit putih waktu itu menganggap bahwa orang kulit hitam adalah budak dan penyebab masalah di muka bumi. Namun seiring dengan waktu orang-orang kulit hitam mampu membuktikan dirinya mampu untuk memimpin diantara orang-orang yang mayoritas bukan kulit hitam.
Berikut ulasanya:

Muhammad Anwar Al-Sadat

 
foto : Anwar Sadat (sumber)
Adalah seorang presiden dari Republik Mesir pada 20 Oktober 1970 hingga kematiannya tanggal 6 Oktober 1981 yang sebelumnya menjabat wakil presiden di era Gamal Abdul Nasir dan juga perwira militer Anglo-Egyptian yang berpartisipasi dalam perang Arab-Israel tahun 1948 dan kudeta militer 1956 yang menggulingkan Raja Faroukh yang diduga sang raja mengalami penyakit mental. Ia adalah salah satu contoh presiden dari kalangan kulit hitam yang cukup ditakuti dan dibenci rakyatnya karena mengadopsi sistem sekularisme pan-Arabisme yang beryakinan bahwa kemajuan bangsa Arab hanya akan diwujudkan dengan cara memisahkan agama dan Negara. Walaupun dalam prakteknya tidak se-ekstrem yang dilakukan Mustafa Kemal dari Turki, karena budaya-budaya Islam masih terpelihara, walaupun di bagian lain negeri Mesir orang dapat dengan mudahnya menemukan penjual minuman keras, pelacuran dan kasino yang tetap diperbolehkan oleh rezim Al-Sadat.
Dari sisi etnis, orang Arab bersikap masa bodoh dengan latar belakng Sadat yang merupakan keturunan Negro-Sudan, apalagi ditengah kebanggaan rakyat Mesir dengan Gamal Abdul Nasir yang waktu itu wakil presiden adalah dirinya. Tahun-tahun pertamanya dirinya “diguyur” dengan pujian dari warga Mesir karena Ia dan pasukannya berangkat dan bertempur melawan Zionis Israel yang merupakan musuh bangsa Arab hingga sekarang. Walaupun tidak mendapat kemenangan, namun kepercayaan rakyat terhadapnya belum sepenuhnya pudar karana rezim ini mampu menembalikan semangat tempur pasukan mesir yang rubuh akibat six day-war yang merenggut ribuan tentara Mesir waktu itu. Barulah pada tahun--- kepercayaan rakyat terhadapnya mulai pudar akibat meneken perjanjian damai dengan musuh abadi mereka yaitu Israel walaupun dengan perjanjian itu Mesir mendapat keuntungan yaitu kembalinya Semenanjung Sinai yang direbut Israel dan ditambah lagi dengan ulahnya yang menangkap, menyiksa dan membunuh aktivis Islam Ikhwanul Muslimin yang hanya mengadakan aksinya dengan jalan damai, apalagi menjelang kematiannya barulah terungkap alasan sebenarnya dari perang Yom Kippur tahun 1973 melawan Israel adalah alat untuk mengalihkan perhatian publik dari kasus korosi yang menggerogoti sistem pemerintahannya waktu itu.

Tank dalam Perang Yom Kippur 1973 (sumber)

Kematian

 
foto penyerangan Anwar Sadat
Ia akahirnya tewas dibunuh saat peringatan 8 tahun perang Yom Kippur yang dihadiri oleh para pejabat  Mesir dan Israel pada tahun 1981. Ia dibunuh oleh anggota Jihad Islam sebagai balas dendam atas apa yang dilakukannya terhadap aktivis islam selama Ia berkuasa dengan cara menembaknya hingga tewas. Diduga, aktivis tersebut berhasil masuk ke dalam acara tersebut masuk karena menyamar sebagai militer yang sedang berparade. Posisinya pada saat itu langsung digantikan oleh wakilnya yaitu Husni Mubarak.

Abdullah Al-Thinni

Abdulah Al-Thinni

Abdullah Al-Tsinni adalah seorang perdana mentri Libya sejak 11 Maret 2014 hingga sekarang. Adalah mantan perwira militer yang kini menjadi Perdana  Mentri kalangan liberal Libya yang berbasis di Tobruk. sebelumnya aktivitasnya kurang menonjol dalam revolusi Libya tahun 2011 ketimbang pensiunan Jendral Khalifa Haftar yang kini menjadi kompatriotnya di kalangan liberal dan Omar Al-Hassi yang kini jadi musuhnya yang berasal dari kubu GNC menguasai ibukota Tripoli. Ia bisa dibilang senasib dengan Al-Sadat karena haluan sekularismenya sama dan sama-sama memerangi Ikhwanul muslimin di Libya.
Perannya yang kurang kelihatan dalam revolusi 2011 membuat masyarakat Libya sendiri kurang mengetahui seperti apa sosok perdana menteri mereka yang baru dan membuatnya kurang mendapat simpati dari lawan politiknya, apalagi waktu pemilihan umum di Libya tahun 2014 Ia terindikasi memenangkan pemilu dengan cara tidak sah, karena hanya sekitar 20 persen rakyat Libya yang menyaurkan aspirasi mereka pada waktu itu sehingga memunculkan ketidaksukaan dari lawan politiknya yang akhirnya membentuk pemerintahan sendiri yang disebut dengan New General National Congress (NGNC) lengkap dengan sayap militernya yaitu Fajr Libya atau Libya Dawn yang merupakan gabungan dari beberapa milisi yang berhaluan islam yang bertujuan untuk menegakkan syariat islam di Libya seperti undang-undang yang telah di rumuskan oleh GNC sebelumnya dan menolak hasil pemilu yang akhirnya dimenangkan oleh Al Thini yang berhaluan liberal.
Peranng Sipil Libya
Khalifa Haftar

NGNC yang merasa bahwa mereka masih berhak memimpin Libya mencoba merebut ibukota Tripoli pada September 2014 dan berhasil mengusir pemerintahn Al-Thini untuk pergi ke Tobruk di timur Libya karena Libya Dawn dan sekutunya berhasil merebut Tripoli dan daerah di sekitarnya yang belum ditambah lagi dengan penguasaan ISIS di Sirte dan diperburuk dengan penuasaan Anshar Al-syariah Libya di kota terbesar kedua di Libya yaitu Benghazi. Nah apakah Al-Thini mampu untuk mengembalikan keamanan Libya seperti dulu yang kini Ia bersama dengan pensiunan jenderal era Khadafi yaitu Khalifa Haftar, atau Al-Thini akan bernasib seperti Anwar Sadat yang tewas di tangan kelompok Islam?, kita tunggu saja.
Sebenarnya ada Barack Obama di Amerika yang menjadi presiden kulit hitam pertama di negeri itu. Namun, saya lebih memilih mereka karena mereka tidak disukai bukan karena warna kulit mereka, melainkan karena kebijakan mereka yang kontroversial dan bertentangan dengan rakyatnya. Dan ada juga Sultan Qaboos dari Oman dan para presiden Sudan. Namun tidak diketahui apakah penduduk Sudan ataupun Oman merupakan Negro-Arab atau tidak. Karena di situs Wikipedia hanya ditulis “Arab” saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...